Mediaex Mamuju – Anggota DPR Sindir Waka BGN: Nangis Tidak Cukup, Harus Evaluasi Suasana rapat kerja antara Komisi DPR dengan Badan Geospasial Nasional (BGN) mendadak tegang ketika seorang anggota dewan melontarkan sindiran tajam kepada Wakil Kepala BGN. Hal ini dipicu sikap emosional Waka BGN yang terlihat menangis saat menjelaskan berbagai kendala lembaganya dalam menjalankan tugas.
baca juga: 3 Pekerja WiFi di Mamuju Tersengat Listrik Saat Pasang Kabel, 1 Orang Tewas
Sejumlah anggota DPR menilai ekspresi emosional tersebut tidak menyelesaikan masalah. Mereka menegaskan bahwa yang dibutuhkan bukan sekadar luapan perasaan, melainkan langkah konkret berupa evaluasi menyeluruh terhadap kinerja lembaga yang berperan penting dalam penyusunan dan pengelolaan data geospasial nasional.
“Nangis itu manusiawi. Tapi tidak cukup untuk menjawab persoalan bangsa. Yang rakyat butuhkan adalah perbaikan, evaluasi, dan langkah nyata agar masalah serupa tidak terus berulang,” tegas salah satu anggota DPR dalam rapat, Sabtu (…).
BGN Dianggap Belum Maksimal
Padahal, data geospasial menjadi fondasi penting bagi perencanaan pembangunan, penataan ruang, hingga mitigasi bencana.
“Kalau data geospasial tidak valid atau tidak sinkron dengan kementerian/lembaga lain, dampaknya bisa luar biasa: dari konflik lahan, pembangunan infrastruktur yang bermasalah, hingga kebijakan yang keliru. Itu bukan hal sepele,” ujar anggota dewan lainnya.
Evaluasi Internal Jadi Tuntutan
DPR meminta agar BGN segera melakukan evaluasi internal secara komprehensif. Evaluasi tersebut harus mencakup aspek kelembagaan, koordinasi lintas sektor, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Ini lembaga strategis. Kalau kinerjanya goyah, maka yang rugi bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat luas. Jadi jangan hanya larut dalam emosi.
Transparansi dan Akurasi Jadi Kunci
Dalam rapat itu, DPR menekankan pentingnya transparansi dan akurasi data geospasial. Tanpa data yang valid, pembangunan nasional akan selalu menghadapi kendala, mulai dari tumpang tindih kebijakan hingga potensi kerugian negara.
“Rakyat menunggu hasil kerja, bukan air mata.
Momentum untuk Perbaikan
Meski penuh kritik, sejumlah pihak berharap insiden ini bisa menjadi momentum bagi BGN untuk berbenah.