, ,

Demo Depan Polresta Mamuju, Massa Desak 2 Mahasiswa Bawa Molotov Dibebaskan

oleh -132 Dilihat
oleh

Mediaex Mamuju – Demo Depan Polresta Mamuju, Massa Desak 2 Mahasiswa Bawa Molotov Dibebaskan Suasana depan Markas Polresta Mamuju, Sulawesi Barat, mendadak tegang ketika ratusan massa aksi menggelar unjuk rasa, Senin . Mereka datang dengan satu tuntutan utama: meminta kepolisian membebaskan dua mahasiswa yang sebelumnya diamankan karena kedapatan membawa benda yang diduga molotov saat aksi protes berlangsung.

BREAKING NEWS: Aliansi OKP Demo Polresta Mamuju, Tuntut Dua Tersangka Bom Molotov Dibebaskan - Tribun-sulbar.com

baca juga:2 Pemasok Miras Oplosan Tewaskan 4 Pemuda di Mamuju Diburu Polisi

Massa yang terdiri dari mahasiswa, aktivis organisasi kemasyarakatan, dan sejumlah tokoh muda, mengibarkan poster dan spanduk bertuliskan kecaman terhadap tindakan aparat. Mereka menilai penangkapan tersebut berlebihan dan berpotensi mencederai demokrasi serta kebebasan berekspresi.

“Kami menilai dua kawan kami hanyalah bagian dari massa aksi, bukan pelaku kerusuhan. Tuduhan membawa molotov harus diuji secara transparan. Kami mendesak Polresta Mamuju membebaskan mereka tanpa syarat,” ujar salah seorang orator di tengah kerumunan.

Polisi Tegaskan Penegakan Hukum

Di sisi lain, pihak Polresta Mamuju memberikan penjelasan bahwa penangkapan dilakukan sesuai prosedur hukum. Kepolisian menegaskan, barang bukti berupa botol berisi cairan mudah terbakar ditemukan di lokasi aksi dan patut diduga sebagai molotov.

“Kami tidak pernah melarang aksi demonstrasi. Itu hak demokratis masyarakat. Namun, bila ada tindakan yang membahayakan keselamatan umum, kami wajib bertindak. Saat ini, proses pemeriksaan masih berjalan sesuai aturan,” tegasnya.

Desakan Solidaritas

Meski demikian, solidaritas mahasiswa terus menguat. Beberapa organisasi kampus menyatakan sikap bersama untuk mengawal kasus ini.

Di sela aksi, sejumlah mahasiswa juga membacakan puisi perlawanan, menyanyikan lagu perjuangan, dan menggelar doa bersama. Aksi berlangsung dengan penjagaan ketat aparat kepolisian yang membentuk barikade di depan gerbang utama Polresta Mamuju.

Suara Akademisi

Menanggapi peristiwa ini, beberapa akademisi lokal ikut bersuara. Mereka mengingatkan agar aparat penegak hukum berhati-hati dalam memberi label terhadap mahasiswa.

“Kita semua tentu menolak kekerasan. Namun, jangan sampai langkah penegakan hukum justru memperlebar jarak antara mahasiswa dan aparat. Kepolisian perlu membuka ruang dialog agar kasus ini tidak menimbulkan ketegangan sosial,” kata seorang dosen Universitas Sulawesi Barat.

Menanti Kejelasan Hukum

 Massa aksi menyatakan akan terus mengawal hingga ada kejelasan status hukum mereka.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.